Contoh nyata
Perangkap likuiditas lebih dari sekadar teori ekonomi. Hal ini telah terjadi di negara-negara besar dan berlangsung selama bertahun-tahun. Kami telah mengumpulkan beberapa contoh penting dan berdampak dari sejarah:
Jepang (1990-an–2020-an)
Setelah ekonomi Jepang jatuh pada awal 1990-an, negara ini memasuki periode pertumbuhan lambat yang panjang. Bank of Japan menurunkan suku bunga menjadi 0% dan mencetak uang (QE) untuk mencoba membantu. Namun, perekonomian tidak tumbuh, dan tetap berada di bawah 1%.
Bahkan pada tahun 2019, suku bunga masih berada di -0,1%, yen Jepang tetap kuat, dan Nikkei 225 belum pulih ke level puncaknya pada tahun 1989. Meskipun telah dilakukan banyak upaya, perekonomian Jepang hanya menunjukkan sedikit perbaikan selama bertahun-tahun.
Amerika Serikat (2008–2015)
Setelah krisis 2008, Federal Reserve menurunkan suku bunga hingga hampir nol dan meluncurkan tiga putaran besar program QE. Namun, pemulihan berlangsung lambat, dan inflasi tetap rendah. Harga-harga tidak naik signifikan, dan pasar saham hanya pulih kembali dengan bantuan kuat dari pemerintah, bukan hanya karena penurunan suku bunga.
Zona Euro (2015–2023)
Bank Sentral Eropa mencoba menerapkan suku bunga negatif, mencetak uang, dan memberikan pinjaman khusus kepada bank. Meskipun demikian, negara-negara, seperti Italia, Spanyol, dan Yunani, mengalami pertumbuhan yang lemah. Inflasi tidak meningkat, dan euro tetap kuat selama masa sulit, menunjukkan bahwa tindakan ini tidak cukup untuk meyakinkan investor atau mengubah pasar.
Britania Raya (1997–2011)
Setelah krisis keuangan global, Bank of England menurunkan suku bunga mendekati nol dan membeli aset untuk membantu perekonomian. Namun, pinjaman tetap lemah, inflasi tidak stabil, dan pertumbuhan melambat. Meskipun suku bunga sangat rendah, harga-harga tetap tidak stabil.
